the Penyuluhan Tentang Perawatan tali Pusat di puskesmas cambai kota prabumulih
Abstract
PENYULUHAN TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI PUSKESMAS CAMBAI KOTA PRABUMULIH
Ana Sapitri1*, Maria Septiana2, Intan Sari3
1,2,3Akademi Kebidanan Budi Mulia Prabumulih
e-mail: anasapitri6@gmail.com1, maria.septiana@rocketmail.com2,intannadhifa215@gmail.com3
* Penulis Korespondensi: E-mail: anasapitri6@gmail.com
Abstract
Umbilical cord care is treatment and tying of the umbilical cord which causes the final physical separation between mother and baby, then the umbilical cord is treated in a sterile, clean, dry, puput state and protected from umbilical cord infection. In 2019 there were still deaths from cases of tetanus neonatorum. In the case of Tetanus Neonatorum which caused death in Jambi and South Sumatra, it was found that some were helped by health workers (midwives, doctors) and some were helped by traditional healers, but all of those who were helped by health workers did not receive TT Pregnant women. The purpose of this study was to determine the level of knowledge of pregnant women in the first, second and third trimesters about umbilical cord care in the working area of the Cambai Public Health Center, Prabumulih City. This community service activity has the aim of providing knowledge for mothers and families regarding efforts to care for newborns including optimal umbilical cord care in the class of pregnant women. The targets in the implementation of this community service activity are pregnant women who are in the I, II, or III trimesters. This community service activity is carried out through 3 stages, namely planning, implementation, and evaluation. Planning is carried out based on a preliminary survey with initial data obtained as many as 35% of mothers with sufficient knowledge and 65% of mothers with less knowledge. Implementation is done by providing health education regarding umbilical cord care in newborns. The evaluation stage after providing education obtained 84.6% of mothers with good knowledge and 15.4% of mothers with sufficient knowledge. Based on this evaluation, pregnant women who are still knowledgeable enough to do counseling again to increase mother's knowledge about newborn care
Keywords: umbilical cord care; Knowledge; Pregnant mother
Abstrak
Perawatan tali pusat adalah pengobatan dan pengikatan tali pusat yang menyebabkan pemisahan fisik terakhir antara ibu dan bayi, kemudian tali pusat dirawat dalam keadaan steril, bersih, kering, puput dan terhindar dari infeksi tali pusat. Tahun 2019 masih ditemukan kematian akibat kasus tetanus Neonatorum. Kasus Tetanus Neonatorum yang menyebabkan kematian di jambi dan sumatera selatan, ditemukan sebagian ada yang ditolong oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter) dan ada yang ditolong oleh dukun, tetapi yang ditolong oleh tenaga kesehatan semuanya tidak mendapatkan TT Bumil. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil trimesterI, II dan III tentang perawatan tali pusat di wilayah kerja puskesmas cambai Kota Prabumulih . Kegiatan pengabdian masyarakat ini memiliki tujuan untuk memberikan pengetahuan bagi ibu dan keluarga mengenai upaya perawatan bayi baru lahir meliputi perawatan tali pusat yang optimal pada kelas ibu hamil. Sasaran dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah ibu hamil yang sedang berada pada trimester I, II, atau III. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan melalui 3 tahap yakni perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Perencanaan dilaksanakan berdasarkan adanya survey pendahuluan dengan data awal yang diperoleh sebanyak 35% ibu berpengetahuan cukup dan 65% ibu berpengetahuan kurang. Pelaksanaan dilakukan dengan memberikan pendidikan kesehatan mengenai perawatan tali pusat pada bayi baru lahir. Tahap evaluasi setelah dilakukan pemberian edukasi diperoleh 84,6% ibu berpengetahuan baik dan 15,4 % ibu berpengetahuan cukup. Berdasarkan evaluasi tersebut, ibu hamil yang masih berpengetahuan cukup dilakukan konseling kembali untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang perawatan bayi baru lahir
Kata Kunci : Perawatan Tali Pusat; Pengetahuan; Ibu Hamil
PENDAHULUAN
Tali pusat adalah jaringan pengikat yang menghubungkan plasenta dan janin. Tali pusat merupakan saluran kehidupan bagi janin selama dalam kandungan. Disebut sebagai saluran kehidupan karena saluran inilah yang selama 9 bulan 10 hari menyuplai zat-zat gizi dan oksigen ke janin. Sisa tali pusat yang masih menempel di perut bayi (umbilical stump) akan mengering dan biasanya akan terlepas sendiri dalam waktu 1-3 minggu, meskipun ada yang lepas setelah 4 minggu (). Kebudayaan di masyarakat yang mempengaruhi pengetahuan ibu dalam merawat tali pusat menyebabkan ibu masih takut atau ragu-ragu merawat tali pusat bayi mereka sehingga ibu masih berperilaku salah dalam merawat tali pusat bayi dengan menaburi tali pusat menggunakan kunyit atau daun-daunan sehingga memungkinkan berkembangnya spora Clustridium yang dapat menyebabkan infeksi pada neonatus (Saifuddin, 2018).
Perawatan tali pusat adalah pengobatan dan pengikatan tali pusat yang menyebabkan pemisahan fisik terakhir antara ibu dan bayi, kemudian tali pusat dirawat dalam keadaan steril, bersih, kering, puput dan terhindar dari infeksi tali pusat. Dampak dari perawatan tali pusat yang tidak benar adalah bayi akan mengalami tetanus neonatorum dan dapat mengakibatkan kematian. Sehingga dalam hal ini pengetahuan yang baik tentang perawatan tali pusat sangatlah menentukkan perilaku ibu yang mempunyai bayi baru lahir dalam perawatan tali pusat (Saifuddin, 2018).
Umumnya di Negara berkembang, 25% kematian bayi dan 50% kematian neonatal disebabkan oleh infeksi pada tali pusat, sepsis sampai dengan tetanus (Kandun, 2002). Berdasarkan penelitian WHO diseluruh dunia terdapat kematian bayi sebesar 56 per 10.000 menjadi sekitar 280.000 terjadi setiap 18-20 menit sekali. Penyebab kematian tersebut antara lain karena asfiksia neonatorum 40-60%, infeksi 24-34%. Infeksi tersebut disebabkan karena perawatan tali pusat yang kurang hygienis (Manuaba, 2008). Hasil laporan dari petugas Survailans Depkes RI pada tahun 1992-1996 ditemukan bahwa kasus Tetanus Neonatorum pada tahun 1993-1996 terjadi peningkatan dengan kisaran 10,8- 55%.
Rendahnya pengetahuan tentang perawatan tali pusat diduga turut menjadi faktor penyebab tingginya angka kematian akibat infeksi tali pusat (Jahi, 2019). Cara perawatan tali pusat yang benar adalah membersihkan puntung tali pusat dengan sabun dan air bersih. Puntung atau sisa tali pusat yang masih menempel diperut bayi sebaiknya tidak boleh ditutup menggunakan apapun misalnya popok, kasa dll karena dapat membuat puntung tali pusat menjadi lembab dan bisa mempermudah masuknya kuman sehingga menyebabkan infeksi tali pusat (Delina, 2016). Dampak tidak dilakukannya perawatan tali pusat dengan benar dapat menyebabkan tetanus neonatorum dan kematian (Riskesdas, 2018). Untuk peningkatan pengetahuan ibu primipara dalam perawatan tali pusat pada bayi baru lahir, tenaga kesehatan perlu memberikan informasi pada ibu masa nifas untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan agar merawat tali pusat bayi lebih telaten dan baik lagi sehingga angka kejadian infeksi menurun (Elfi Herlina, 2010).
Untuk menghindari kejadian tetanus neonatorium adalah dengan mengetahui perawatan tali pusat dengan benar. Pada umumnya perawatan tali pusat sama dengan perawatan operasi yang lain. Tujuan perawatan adalah mencegah dan mengidentifikasi pendarahan atau infeksi secara dini. Yang perlu dilakukan adalah meningkatkan pengetahuan ibu tentang perawatan tali pusat yang tepat yaitu dengan cara membersihkan tali pusat dan kulit disekitar dasar tali pusat dengan air biasa saat mandi dan setiap hari melakukan pemeriksaan untuk menentukan tanda-tanda infeksi (Priciilia, 2016). Untuk mencegah terjadinya infeksi, tali pusat dirawat dan dijaga kebersihannya dengan menggunakan air biasa dan sabun setelah itu segera keringkan dengan menggunakan kain bersih. Puntung tali pusat atau perut bayi tidak boleh dibungkus karena menyebabkan tali pusat basah atau lembab (Delina & Andriani, 2019)
Menurut Asuhan Persalinan Normal, Cara Perawatan tali Pusat pada bayi baru lahir yaitu tali pusat yang telah di potong dan diikat tidak boleh diberikan apa-apa dalam proses perawatannya. Perwatan tali pusat yang tepat dapat mencegah penyakit tetanus ke dalam tubuh melalui tali pusat (Riskesdas, 2018). Berdasarkan Latar Belakan permasalahn yang telah terjadi makan kami akan melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat dengan kegiatan focus pemberian penyuluhan tentang perawatan tali pusat pada ibu hamil Trimester II dan III.
METODE PELAKSANAAN
Penyuluhan ini dilaksanakan di Puskesmas Cambai Pada Hari Jum`at Tanggal 20 Agustus 2022 , Kegiatan Penyuluhan ini Berlangsung mulai Pukul 09.00 WIB sampai dengan 12. 00 WIB.Kegiatan ini diawali dengan sambutan dari kepala [uskesmas cambai dan selanjutnya dilanjutkan pengenalan tim pelaksana pengabdian masyarakt kepada peserta penyuluhan.
- Tahap Persiapan
Pada saat sebelum dilakukan kegiatan, Tim Pelaksana pengabdian masyarakat melakukan persiapan mengenai pembagian tugas anggota tim penyuluhan agar dapat meyampaikan informasi dan pemahaman bagi peserta kelas ibu hamil. Selanjutnya tim melakukan pencarian sejumlah informasi yang berguna untuk menyususn materi yang harus disampaikan kepada peserta, menyusun instrument untuk kuesioner pretest dan posttest, serta melakukan penyususnan lembar kerja untuk kegiatan praktik yang akan dilakukan. Pada tahap ini juga dilakukan persiapan mengenai absensi peserta dan persiapan alat bahan untuk pelaksanaan kegiatan
- Tahap Observasi
Pada Tahap ini dilakukan konsultasi dengan Puskesmas tentang faktor-faktor yang mendukung dan menghambat pelaksanaan kegiatan sehingga dapat dilakukan penyusunan tindakan alternative dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan. Hasil observasi didapatkan dari informasi tentang kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang cara perawatan tali pusat setelah mendapatkan informasi tersebut maka tim pengabdian masyarakat menetapkan untuk melakukan kegiatan penyuluhan pada kelas ibu hamil di Puskesmas Cambai tanggal 20 Agustus 2022.
- Tahap Pelaksanaan Kegiatan
Pada Tahap ini, kegiatan pengabdian yang dilakukan ini berupa penyuluhan kepada ibu hamil tentang cara perawatan tali pusat pada bayi baru lahir, penyampaian materi tentang perawatan tali pusat pada bayi baru lahir dengan metode ceramah dan praktik/ simulasi cara perawatan tali pusat pada bayi baru lahir
Dokumentasi Kegiatan
Gambar 1. Kegiatan Penyuluhan
(Sumber : LPPM Akbid Budi Mulia Prabumulih )
HASIL dan PEMBAHASAN
Dari Hasil Pelaksanaan Kegiatan Pengabdian Masyarakat didapatkan Hasil sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil analisis Pengetahuan Ibu hamil Tentang Perawatan Tali Pusat Pada Bayi Baru Lahir
Pengetahuan ibu hamil
Pre-test
Post-test
f
%
f
%
Baik
0
0,0
11
84,6
Cukup
4
30,8
2
15,4
Kurang
9
69,2
0
0,0
Jumlah
13
100
13
100
Sumber : Data Primer PKM, 2022
Hasil kegiatan pengabdian masyarakat ini menunjukkan bahwa sebelum edukasi, tingkat pengetahuan ibu sebagian besar adalah kurang (69,2%) sedangkan setelah edukasi, tingkat pengetahuan ibu sebagian besar adalah baik (84,6%)
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilakukan yakni pemberian edukasi kesehatan mengenai perawatan tali pusat pada bayi baru lahir pada kelas Ibu hamil di Puskesmas Cambai. Kegiatan ini telah dilaksanakan dengan lancar dan baik sesuai dengan perencanaan. Pada proses pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat diikuti kurang lebih 13 ibu Hamil yang ada pada trimester 1 sampai 3. Kegiatan pengabdian ini dimulai pukul 09.00 di Puskesmas Cambai Kota Prabumulih dan dilaksanakan oleh tiga orang dosen dan perwakilan mahasiswa sebanyak 3 orang dari Akademi Kebidanan Budi Mulia prabumulih. Kegiatan pengabdian ini dilakukan masih dengan tetap mematuhi protokol kesehatan yaitu mencuci tangan saja ketika memauki ruangan kegaitan dan mengatur jarak kalau masker ibu hamil mengatakan mereka susah bernafas kalau menggunakan masker. Kegiatan ini terdiri dari 2 sesi pemaparan materi selama kurang lebih 20 menit dan sesi tanya jawab serta diskusi selama 20 menit
Pada bagian penyampaian materi, tim pelaksana memberikan edukasi berupa cara perawatan bayi baru lahir meliputi cara perawatatan tali pusat Pada sesi akhir setelah penyuluhan, dilanjutkan dengan sesi pendemontrasian tentang cara memposisikan cara menyusui yang benar dan cara memandikan bayi baru lahir secara tepat.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh panitia bahwa peserta memiliki antusiasme yang baik selama pelaksanaan penyuluhan perawatan tali pusat pada bayi baru lahir. Antusiasme ini lahir dikarenakan penyuluhan ini sangat menarik dimana informasi sangat dibutuhkan oleh ibu hamil yang mempersiapkan kelahiran bayinya. Selain itu, peserta sebagian besar merupakan ibu hamil yang baru akan memiliki anak pertama, sehingga belum ada pengalaman terkait dengan perawatan bayi baru lahir. Ada beberapa peserta yang sudah memiliki anak pertama sehingga pernah melakukan perawatan bayi baru lahir, namun, proses perawatan tersebut terjadi sudah beberapa tahun yang lalu sehingga mereka membutuhkan tambahan informasi terbaru terkait dengan perawatan bayi baru lahir. Pada sesi diskusi dan tanya jawab peserta memberikan beberapa pertanyaan yang cukup antusias yaitu pertanyaan yang berkaitan dengan cara perawatan tali pusat. Pemaparan ini sangat bermanfaat bagi peserta karena selama ini yang dipahami oleh masyarakat adalah penggunaan kapas dan alkohol dalam melakukan perawatan tali pusat. Dengan adanya pemaparan ini masyarakat diharapkan lebih memahami terkait pentingnya cara-cara perawatan yang tepat pada bayi baru lahir.
Pengabdian kepada masyarakat pada kelas Ibu Hamil di Puskesmas Cambai ini memperoleh hasil bahwa setelah persalinan seorang ibu dapat mengaplikasikan secara tepat terkait cara perawatan tali pusat yang tepat. Hasil evaluasi diketahui bahwa dari 13 Ibu dapat mendemonstrasikan 3 proses perawatan bayi baru lahir dengan baik. Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu hamil bahwa setelah dilakukan edukasi ini, ibu hamil mengaku senang karena mendapat tambahan ilmu terkait proses perawatan bayi baru lahir. Pendidikan kesehatan tentang cara merawat bayi baru lahir ini sangat efektif untuk diberikan pada masa kehamilan, karena cara perawatan ini sangat bermanfaat dalam kesiapan seorang ibu hamil melakukan perawatan bayinya. Pendidikan kesehatan ini juga memberikan wawasan bagi seorang ibu tentang hal yang boleh dilakukan dan hal yang tidak boleh dilakukan selama perawatan bayi baru lahir. Dukungan dari tenaga kesehatan dalam memberikan informasi kesehatan di lingkungan sangat bermanfaat dalam mendukung kesiapan ibu hamil dalam mewujudkan perilaku dan pola hidup yang sehat.
KESIMPULAN
Bersasarkan Hasil Kegiatan Penyulhan pengabdian masyarakat ini menunjukan bahwa sebelum edukasi , tingkat pengetahuan ibu sebagian besar adalah kurang (69,2%) sedangkan setelah diberikan edukasi tingkat pengetahuan ibu sebagian besar baik yaitu (84,6%).
DAFTAR PUSTAKA
Delima, M., & Andriani, Y. (2019). Memandikan Bayi Dan Perawatan Tali Pusat Bayi Baru Lahir Di RSI Ibnusina Yarsi Bukittinggi. Jurnal Keperawatan, 1(1),https://jurnal.stikesperintis.ac.id/index.php/JAKP/article/view/264
Jahi, A., Gani, D. S., Purnaba, I. G. P., & Adrianto, L. (2012). J urnal P enyuluhan, September 2012 Vol. 8 No. 2. 8(2), 1–9. https://doi.org/10.24853/jpmt.2.1.23-26
Notoadmojo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta. Rineka Cipta.
Pricilia, V. (2016). Perawatan Bayi Baru Lahir dengan Pendekatan Model Mother-Baby Care (M-BC) Sebagai Inovasi dalam Upaya Memandirikan Ibu Postpartum. NERS Jurnal Keperawatan, 9(1), 39.
Saifuddin, A., Gulardi HF. 2012. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo.
Saifuddin AB.dkk. 2018. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Cetakan 11. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Tarigan, H. J. S., & Kota, D. I. (2013). Bayi Baru Lahir Oleh Ibu Postpartum Di Klinik Bersalin. 295–301.
Tim Riskesdas 2018. (2018).
Wasiah, A., & Artamevia, S. (2021). Pelatihan Perawatan Bayi Baru Lahir. Journal of Community Engagement in Health, 4(2), 337–343. https://doi.org/10.30994/jceh.v4i2.167
Zakiyyah, M., Ekasari, T., & Hanifah, I. (2017). Pendidikan Kesehatan Dan Pelatihan Memandikan Bayi. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(1), 29–36.